Papua Pegunungan — Tragedi kemanusiaan kembali mengguncang tanah Papua. Belasan pendulang emas menjadi korban kekejaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Minggu, 13/4/2025.
Menanggapi insiden tersebut, Dewan Pertimbangan DPP Feradi WPI, Sufaldi Tampilang, menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menyoroti sikap diam Menteri Hukum dan HAM yang dinilai tidak peka terhadap penderitaan rakyat.
“Nyawa manusia seolah tak lagi berharga di mata para penghianat bangsa. Kekejaman KKB telah melewati batas, dan negara seolah abai terhadap tragedi ini,” tegas Sufaldi.
Aksi Brutal KKB Tewaskan 17 Pendulang Emas
Dalam empat hari terakhir, sebanyak 17 warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas menjadi korban penembakan brutal oleh KKB. Tim gabungan Polri telah menemukan 11 jenazah sejauh ini.
Tragedi ini menambah panjang daftar kekerasan di Papua, setelah sebelumnya juga menelan korban dari kalangan TNI dan Polri serta seorang guru di wilayah Yahukimo.
Jeritan Keluarga Korban yang Menggugah Nurani
Unggahan media sosial menunjukkan kepedihan keluarga korban yang masih menanti pemulangan jenazah. Salah satunya datang dari keluarga Stenly Humena dan Caledian Safar:
“Selamat sore Bapak Presiden. Kami orang tua dan istri dari korban. Mohon agar anak dan adik kami dipulangkan ke Manado. Kami masyarakat miskin. Kami mohon pertolongan sebaik-baiknya dari Bapak Presiden.”
Langkah Taktis Aparat Negara
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa sebanyak 307 personel gabungan dari Polres Yahukimo, TNI, dan Satgas Ops Damai Cartenz telah dikerahkan untuk pencarian dan evakuasi korban.
“Situasi di lapangan sangat menantang, namun kami tetap fokus menyelesaikan misi kemanusiaan ini dengan cepat dan hati-hati,” ujar Faizal dalam keterangannya.
Kritik terhadap Menteri Hukum dan HAM
Sufaldi turut mengkritik keras sikap pasif Menteri Hukum dan HAM yang dinilai tidak menunjukkan keberpihakan terhadap nyawa rakyat.
“Jika kita bicara HAM, maka itu harus berlaku adil dan menyeluruh. Jangan hanya bicara HAM saat menguntungkan. Menteri HAM yang notabene putra asli Papua seharusnya lebih peka dan tidak diam melihat rakyatnya dibantai,” ujarnya.
Fitnah dan Propaganda KKB
Sufaldi juga mengecam narasi sesat yang disebarkan oleh KKB, yang menuduh para pendulang emas sebagai intelijen negara.
“Itu fitnah keji yang bertujuan menebar kebencian dan mengadu domba rakyat dengan pemerintah.”
Peringatan atas Rusaknya Persatuan Bangsa
Mengutip sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia,” Sufaldi menegaskan bahwa aksi separatisme dan terorisme telah merusak semangat kebangsaan.
“Persatuan bangsa kita rusak. Negara harus hadir. Jangan sampai Papua hanya dianggap sebagai ‘perut’ yang tidak penting. Kalau dibiarkan, ini bukan hanya konflik, tapi kehancuran persatuan,” tegasnya.
OPM Adalah Teroris, Bukan Pejuang
Sufaldi menegaskan bahwa KKB/OPM merupakan kelompok teroris yang telah menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mereka menuntut keadilan, tapi mereka sendiri membantai rakyat. Mereka bicara HAM, tapi memperkosa dan membunuh tanpa nurani. Ini bukan perjuangan—ini kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Ajakan untuk Negara Bertindak Tegas
Sufaldi mengakhiri pernyataannya dengan desakan agar pemerintah, dan Menteri Hukum & HAM, segera mengambil langkah konkret.
“Bukan hanya menyelamatkan korban, tapi juga menumpas akar kekejaman yang merusak nilai-nilai bangsa.tutup
sufaldi (**)